Prinsip Design Thinking dalam Organisasi

Design bukan hanya sekedar soal keindahan artistik, namun, design dapat dijadikan suatu pola pikir sesorang dalam bekerja. Dalam menerapkan design dalam bekerja, terdapat prinsip-prinsip didalamnya. Prinsip-prinsip tersebut dikenal sebagai design thinking.

Organisasi pada saat ini telah menerapkan prinsip design thinking sebagai pusat dalam perusahaan, baik dalam menyelesaikan masalah maupun menghasilkan suatu inovasi terhadap produk mereka. Adapun prinsip-prinsip yang terdapat dalam design thinking adalah:

Fokus terhadap pengalaman user terutama dalam emosi (empati dengan pengguna)

Dalam menarik empati pengguna terhadap suatu organisasi, organisasi akan mengobservasi dan menyimpulkan tentang hal yang diinginkan oleh masyarakat yang merupakan target pasarnya. Lalu mereka akan mendeskripsikan kebutuhan pengguna yang dapat menggambarkan suatu produk.

Produk yang dihasilkan harus berfokus terhadap pengalaman pengguna. Pengalaman pengguna dapat dilihat melalui kebiasaan pengguna dalam menggunakan produk yang relevan dengan produk yang akan dibangun.

Membuat model dalam menyelesaikan masalah yang complex/rumit

Dalam design thinking, model digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang rumit. Model yang dibentuk bertujuan untuk mendefinisikan dan menjabarkan permasalahan. Model yang dibentuk dapat berupa diagram atau sketsa yang dinamakan sebagai design artifact.

Membuat prototype untuk menjabarkan solusi

Dalam organisasi yang berpusat terhadap design, biasanya membangun suatu prototype yang dapat menghasilkan solusi terhadap model permasalahan. Prototype yang dibangun dapat berbentuk physical, digital maupun diagram. Prototype yang dibangun bertujuan untuk menjabarkan ide-ide terhadap masalah dalam organisasi.

Kesalahan sebagai pembelajaran

Kesalahan sering terjadi ketika suatu ide diimplementasikan. Namun, kesalahan tersebut bukanlah suatu hal yang buruk. Melalui kesalahan yang terjadi, organisasi dapat belajar dari kesalahan dan dapat menghasilkan suatu inovasi menjadi lebih baik.

Exhibit throughful restraint

Produk yang dihasilkan suatu organisasi harus dapat mempengaruhi pengalaman pengguna menjadi lebih sederhana dibandingkan dengan produk yang relevan (sejenis). Misalnya, ketika suatu fitur pada suatu produk dihilangakan akan mepengaruhi pengguna dalam pengalaman mereka menggunakan produk. Akan sangat baik apabila produk yang dihasilkan dapat mempermudah pekerjaan pengguna.

referensi:

Related posts:

Keep Network is an encryption protocol for Ethereum smart contracts. It will enable miners to execute smart contract code without knowing what exactly they are calculating. A simple use case for this…

Getting the teams motivated, excited, and driven about the org’s missions and objectives is not sufficient to guarantee a fast flow of execution. Often, the main challenge lies in effectiveness and…

We are living in a time of incredible abundance. There is stuff out there that I never knew anyone needed- mango cutters, shaving aprons, self-stirring mugs, and Superman cape towels. There is also…